Welcome Happy Family

Thursday, September 27, 2012

Apa yang harus dilakukan jika hidung bayi mampet?


Anak saya Alesha Faeyzahraani Nisyapuri (ARA) yang baru berusia 14 hari saat tidur mengeluarkan bunyi sret-sret dan grok-grok. Pada awalnya saya berpikir ada sisa air ketuban yang masih tertinggal di saluran pernafasannya. Namun setelah saya beserta suami amati secara seksama ternyata hidungnya mampet, dimana hidungnya penuh dengan lendir dan ada juga sebagian kotoran yang telah mengeras. Akibatkanya tidurnya sangat terganggu dan saat menangis suara tarikan nafasnya seperti orang yang sedang tidur ngorok. Saat tidur sebentar-sebentar dia terbangun, menangis kesal.

Ada beberapa saran untuk meringankan hidung mampet pada bayi. Yang paling sederhana adalah dengan menguapi hidung bayi dengan air panas. Ada juga dengan cara meneteskan air garam steril ke hidung bayi. Ada juga dengan meneteskan obat tetes hidung merk Breathy yang fungsinya mencairkan lendir di dalam hidung. Juga, dengan meminum obat batuk pilek yang ada embel-embel ‘dekongestan bagi hidung’. Bisa macam-macam merk, tinggal dilihat saja di kemasannya tertulis demikian atau tidak.

Setelah salah satu cara dilakukan, biasanya lendir mengalir ke permukaan hidung bayi. Karena bayi belum bisa mengeluarkan lendir/ingusnya sendiri, maka ibu perlu membantu menyedotkan ingus tersebut. Cara kuno menyedot ingus adalah dengan mulut ibu sendiri. Tetapi terasa kurang higienis, ibu bisa saja ketularan pilek dari bayi. Kalo aku, pake alat penyedot ingus bayi. Sekarang sudah banyak dijual alat-alat semacam itu. Yang perlu diperhatikan adalah cara pemakaiannya agar hidung bayi tidak mengalami iritasi karena disedot terlalu kuat.

Semoga dapaat membantu ibu-ibu yang masih pemula seperti saya.

2 comments:

  1. Alat penyedot ingus bayi? Apakah ada di apotek ya?

    ReplyDelete
  2. Hidung mampet menghilangkannya mudah sekali, bisa menggunakan air panas, dan bisa gunakan sambil minum, atau uap dari air panas tersebut. Dan tentunya sebaiknya istirahat dulu bila memungkinkan, apa lagi hindari dari sinar-sinar smartphone, bisa-bisa tambah pusing.

    ReplyDelete